6 Strategi Sosial Media 2026: Cara Brand Tetap Relevan di Era yang Cepat

christine

Desember 22, 2025

Strategi sosial media

Social media marketing adalah strategi sosial media yang memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan brand, menjangkau audiens yang lebih luas, serta mendorong penjualan.

Menjelang 2026, perubahan di dunia social media diperkirakan akan semakin cepat baik dari sisi platform, format konten, maupun user behavior.

Strategi sosial media yang efektif harus beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia digital.Karena itu, brand perlu mengadopsi strategi yang tidak hanya kreatif dan engaging, tetapi juga berbasis data agar tetap relevan dan kompetitif.

1.Short-Form Video sebagai Konten Utama

Short-form video diprediksi akan tetap mendominasi landscape social media hingga 2026. Format ini terbukti memiliki tingkat engagement yang tinggi di berbagai platform besar.

Berdasarkan We Scale Brands, short-form video mendominasi 43% across channel  mulai dari Instagram hingga Tiktok  dari total konsumsi konten social media. 

Hal ini menjelaskan mengapa brand tidak bisa lagi menjadikan video pendek sebagai konten pelengkap. Di 2026, short-form video perlu menjadi bagian inti dari strategi konten, dengan fokus pada storytelling yang cepat, visual yang kuat, dan pesan yang relevan sejak detik pertama.

2.Kolaborasi dengan Creator dan Influencer

Kolaborasi dengan creator dan influencer masih menjadi strategi yang relevan, namun pendekatannya semakin matang. Brand tidak lagi hanya mengejar reach  besar, tetapi mulai lebih selektif terhadap kesesuaian niche dan kualitas audiens.

Beberapa studi menunjukkan bahwa rekomendasi dari creator terasa lebih autentik bagi audiens dibandingkan iklan brand secara langsung, terutama ketika creator tersebut memiliki kedekatan dengan komunitasnya.

Di 2026, kolaborasi yang berkelanjutan dan relevan diprediksi akan lebih efektif dibandingkan campaign satu kali yang bersifat transaksional.

3.Konten Community Building dan Engagement Organik

Community building menjadi diferensiasi penting bagi brand di tengah kompetisi konten yang semakin padat. Audiens tidak hanya ingin melihat konten, tetapi juga ingin merasa dalam satu komunitas. 78% brand menyatakan bahwa community marketing merupakan elemen penting dalam strategi pertumbuhan mereka di tahun 2025.

Selain itu, brand yang aktif berinteraksi melalui komentar, DM, maupun diskusi cenderung memiliki engagement dan loyalitas audiens yang lebih stabil. Pendekatan ini membantu brand membangun hubungan jangka panjang, bukan sekadar mengejar angka reach sesaat.

4.Pemanfaatan AI untuk Konten dan Riset

AI semakin terintegrasi dalam workflow social media marketing. Mulai dari riset tren, ideasi konten, hingga analisis performa, AI membantu brand bekerja lebih efisien dan terstruktur.

Salah satu penelitian menunjukkan bahwa penggunaan AI untuk optimasi metadata konten, seperti judul dan deskripsi video dapat meningkatkan performa konten secara signifikan, termasuk durasi tontonan dan jumlah views.

Meski demikian, AI tetap berperan sebagai alat bantu. Kreativitas, empati, dan pemahaman konteks audiens tetap menjadi elemen utama yang tidak bisa digantikan.

5.User-Generated Content (UGC) untuk Membangun Trust

UGC terus menjadi salah satu bentuk konten dengan tingkat kepercayaan tertinggi. Audiens cenderung lebih percaya pengalaman nyata dari pengguna lain dibandingkan pesan promosi brand.

Data menunjukkan bahwa UGC terutama dalam format video pendek mampu menghasilkan engagement yang lebih tinggi dibandingkan konten brand-centric.
Pasar UGC tumbuh 69% hingga mencapai USD 7,6 miliar pada 2025, dan diproyeksikan akan menyentuh USD 27 miliar pada 2029.

Di 2026, UGC bukan hanya soal social proof, tetapi juga strategi konten yang scalable dan autentik untuk membangun kepercayaan audiens.

6. Paid Media Boosting untuk Distribusi Konten

Dengan menurunnya organic reach di berbagai platform, paid media boosting menjadi elemen penting dalam strategi distribusi konten. Namun, pendekatannya semakin bergeser.

Alih-alih fokus pada iklan hard selling, banyak brand kini menggunakan paid media untuk memperkuat konten organik yang sudah terbukti perform. 

Strategi ini membantu brand menjangkau audiens yang tepat tanpa mengorbankan experience pengguna.

Baca juga: 7 Alasan Penting Menggunakan Social Media Marketing Tools untuk Brandmu!


Strategi social media di 2026 menuntut brand untuk tidak hanya kreatif, tetapi juga adaptif dan berbasis data. 

Mengkombinasikan short-form video, kolaborasi dengan creator, community engagement, UGC, AI, dan paid media menjadi kunci agar brand tetap relevan di tengah perubahan platform dan perilaku audiens.

Yang terpenting, eksekusi strategi harus didukung oleh insight yang tepat. Jika kamu ingin mencari creator atau KOL yang sesuai untuk mengeksekusi strategi ini, kamu bisa menggunakan Fair untuk mencari lebih dari 150 juta + KOL yang sesuai dengan niche kamu,  data performa  KOL hingga sentiment analysis audience nya.

Let’s Get A Deep-Dive Insights About Fair